Ilustrasi.
Pagi itu Susan disibukkan dengan seluruh peralatannya untuk ke sekolah. Ibunya pun ikut repot dengan segala kelengkapan putri tercintanya. Mulai dari urusan sarapan pagi hingga urusan kaos kaki. Ibu Sita salah satu ibu yang sangat memberi perhatian segala kebutuhan anak untuk sekolah. Tapi juga bisa berlebihan. Sita tak ingin anaknya minder ketika datang ke sekolah. Maklum, Susan di sekolahkan di sekolah yang tergolong favorit di kota itu. Antrian mobil pengantar anak sekolah ikut memacetkan jalan arteri itu.
Gerbang sekolah yang megah, tetapi menjadi sesuatu yang menakutkan. Pagi-pagi, murid-murid mulai gelisah. Mereka dihadapkan berbagai tugas rumah yang setiap harinya semakin bertumpuk. Oleh sebab itu, mereka datang pagi lebih awal. Siapa tahu ada teman yang bisa membantu kerjakan tugas-tugas. Termasuk Susan. Hari sebelumnya Susan hingga sore ikut tambahan pelajaran atau les. Karena orangtuanya menginginkan begitu, supaya Susan bisa memiliki kemampuan lebih daripada teman2nya yang lain. Malam harinya, ia kelelahan dan langsung tertidur. Di hari lainnya, waktu yang dimiliki Susan selalu penuh dengan les-les lainnya. Orangtuanya beranggapan, daripada Susan nongkrong yang tidak bermanfaat, isi saja dengan kegiatan-kegiatan belajar tambahan. Lantas kapan saat Susan bergaul dengan orang-orang? Jelas jika melihat aktivitas hariannya jelas tidak ada kesempatan. Kesempatan yang ada hanyalah dengan membuka jejaring social nya di dunia maya. BB dan akun2 lainnya, seperti facebook dan twitter menjadi tempat untuk melepaskan ekspresinya. Susan yang beranjak remaja, mulai senang menampilkan diri dengan gaya remajanya. Apapun yang ia pikirkan saat itu, kontan saja jari-jarinya dengan cekatan memindahkan pikirannya di status account nya. Namanya remaja, kendali diri terkadang memang tak ada, semua bersifat spontan. Akibat spontanitasnya, terkadang ini menguras energy. Karena atas status dan komentar yang tak berhenti berbalas, justru menimbulkan kegalauan dalam pikirannya. Di waktu sekolah, buyar semua konsentrasinya untuk belajar. Di sekolah Susan, aturan penggunaan HP,BB, Ipad, dll sudah diberlakukan, tetapi masih sulit diterapkan. Mungkin saja guru-gurunya lupa juga bagian dari dunia ini.
Lanjutkan membaca MENGAPA HARUS KE SEKOLAH, JIKA SEKOLAH TIDAK MENYENANGKAN